Tuesday, April 27, 2010

Homogenic On The Move!!



akhir-akhir ini saya mempunyai cerita baru. mungkin perhatian saya akan terbagi-bagi (walaupun sebelumnya sudah terbagi-bagi), tapi ini adalah satu hal yang memang menyenangkan.
the newest news is my sister, Amandia Syachridar becoming the new vocalist of HOMOGENIC dari situlah nepotisme terjadi. saya, yang kebetulan senang menulis, diberikan kesempatan untuk menceritakan perjalanan mereka, dan saya yang kebetulan (sekedar) senang menyanyi, diminta bantuan untuk menjadi backing vocal mereka. that simple, and it's totally fun!!
ingin tau lebih banyak tentang perjalanan HOMOGENIC sekarang? you can click here

so welcome to my new world. welcome to my new family.

Wednesday, April 7, 2010

Mereka dan Partikel Es

Badai besar partikel es itu masih terus berlangsung ketika dia tahu, pada akhirnya hanya dia sendiri yang tersisa sebagai manusia. Hanya dia yang diberikan anugerah untuk bisa bertahan dari aksi genosida yang dilakukan oleh dewa air itu. Sebuah bencana yang berakhir dikala senja, dan tidak ada gunanya memperingatkan orang-orang. Mimpinya telah berteriak memperingatkan, berusaha mendahului kenyataan yang terlambat tiba. dia menggigil hebat dan menangis sejadi-jadinya, tapi air matanya sudah lama bersahabat pena dengan armada hujan yang menyerang, ajang pertemuan diantara keduanya berubah menjadi satu keajaiban mengerikan.

Tidak ada orang yang percaya padanya.

Segerombolan kristal air beku itu menyerang langsung ke lubuk manusia. manusia tidak akan menyangka bahwa merekalah yang dibuat binasa. bagaimana bisa sebuah bentuk keindahan sederhana itu murka akibat rasa kecewa terhadap manusia yang menelantarkan mereka. ketika jiwa manusia itu satu-persatu padam, hanya dia manusia yang tersisa, menyaksikan semua pemandangan pedih dihadapannya. Ketika satu persatu cahaya kehidupan itu lenyap, dia semakin mengerti, hujan telah memberinya kehidupan dalam kesepian. kini bukan hanya air mata. hati, tubuh, semua yang tersisa dalam dirinya ikut meleleh dalam hujan yang kini merangkulnya hangat. setidaknya ia bersama hujan yang sekarang menjadi bagian dari dirinya. apapun dan siapapun yang pergi dan hilang, telah tiada untuknya.

Satu pertanyaan yang terus berkecamuk: mengapa hujan telah memilihnya?

tidak ada yang tahu, tidak ada yang menyangka, termasuk mimpi yang telah menjadi pembawa pesan keputusan pilah-pilih manusia mana yang boleh bertahan.

tidak ada yang tahu, kecuali satu : riak air yang tempo hari secara tidak sengaja telah memergoki senyuman seorang manusia yang paling tulus kepada kubangan kotor yang menggenang didepan rumahnya. dia melapor pada dewa air dan berkata, kita sudah menemukan seseorang yang menyayangi kita apa adanya.

Dan ketika senja tiba, dimana hujan es mengguyur bumi dan partikel air menghapus semuanya, dia tahu, hanya dia yang tersisa.