Thursday, July 22, 2010
day#8 : the terminal
Terminal Bus Jepara. Ketika tiba di tempat ini, saya teringat kepada satu film yang disutradarai oleh Friðrik þór Friðriksson, yang berjudul "Englar Alheimsins", sebuah film Iceland yang menceritakan kehidupan homeless people di stasiun bus di Reykjavik. film yang sangat menarik, dengan tema yang sangat menarik.
Terminal bus, menurut saya, adalah satu tempat yang magis. Tempat yang memiliki filosofi tersendiri. Satu tempat yang membuat orang menunggu. Pergi. Tinggal. Sebuah peradaban berkembang disana. Dari hanya sekedar singgah, atau menggantungkan hidupnya, sebuah terminal menjadi satu tempat yang memiliki arti tersendiri bagi setiap individu yang pernah terkoneksi dengannya. Sebuah paralel, dimana terkadang koneksi antara tempat ini dengan sebuah individu ini begitu kuatnya hingga sebuah terminal selalu dijadikan alasan untuk menjadi penghantar sebuah penantian.
Dan pikiran saya kembali berputar. Berapa banyak jiwa yang menunggu jiwa yang lainnya di terminal ini dengan sabar? Berapa banyak jiwa yang tersesat di terminal ini hingga ia memutuskan untuk melakukan hal yang sama dengan Viktor Navorski dalam film "The Terminal", menjadikan persinggahan ini sebagai "rumah" yang bersifat sementara? Dan berapa banyak jiwa yang datang ke terminal ini dan ternyata mendapati, tidak ada jiwa lain yang menunggunya di tempat ini?
There is a light in this terminal. you can choose your own bus. either it's ignorance bus, or intelligence.
You can ask someone in that terminal, someone you knew, or even stranger, to pick the bus and have long journey, or you can take the bus alone, let someone waiting for you in in this terminal.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment