saya menulis ini dengan perasaan yang terlalu campur aduk, lebih rumit dari beragam-macam warna adukan cat yang disatukan dalam satu ember plastik hanya akibat dari seseorang yang terlalu kurang kerjaan. fheww. perasaan saya terlalu rapuh untuk dapat digambarkan. ibarat anak yang harus rela meninggalkan ibunya yang gila, rasa kehilangan ini sungguh terlalu disayangkan. i know letting go. but what i just know is letting go with anger. it's just too dissapointing when let's say, you know that you right but some of people is just too busy to know the truth. saya mulai rela untuk meninggalkan mereka, bukan karena saya tidak sayang kepada mereka, namun karena saya tahu, dengan saya tinggal disana, bukanlah sebuah proses pembelajaran lagi yang saya dapat, melainkan sebuah proses dimana saya harus menyukai sesuatu yang notabenenya memang dibenci. mulut saya terkunci, menolak untuk mengumumkan kebenaran, ketika saya pikir saya sudah tenggelam dalam lautan kebencian. keluarga saya berteriak: cry, baby, cry, let it go, let it all out, let the time heals, answer all of those unacceptable questions, leave people who have hurt you so deeply.
so i'm leaving now.
abandoning priority.
abandoning you, him, her,them.
i have something else to do: to catch my brighter future.