Sunday, December 25, 2011

Sun, and The Idea of The Moon.




perkenalkan, saya adalah seorang pemburu.

hari itu saya menyiapkan tombak dan kail, mencoba peruntungan saya dalam berburu ide. saya berdoa semoga tangkapannya banyak, dan berhasil diolah menjadi santapan yang lezat dan menyehatkan.

berangkat dini hari, walaupun harus mengantri. kamu tahu, dini hari adalah waktu yang pas untuk berburu ide? mereka, para pemburu ide, walaupun terpisah, namun jiwanya berkumpul, beramai-ramai memancing tanpa pandang bulu, dengan alat apapun. ada yang membawa pedang, senapan, jaring, pistol, hingga sekedar jampi-jampi doa.

di tengah kerumunan jiwa para pemburu ide, terlihat sebuah cahaya. saya pergi ke arahnya. silau. pada ujung cahaya tersebut, saya bertemu dengan Haruki Murakami yang sedang bercerita tentang dunia paralelnya, 1Q84. wah. saya sepertinya tiba di ladang ide yang subur, yaitu referensi. saya tengok kanan-kiri, belum ada siapa-siapa. saya merasa menang, karena referensi yang langka dapat mendatangkan ide yang semi-original. bukankah referensi adalah sumber inspirasi? dan inspirasi tersebut akan bertelur, lalu pecahlah ide.

kembali ke Haruki Murakami. dia muntah. dari muntahan tersebut keluarlah sebuah cerita 1Q84 nya. sebuah dunia dimana bulan terlihat bukan hanya satu, tapi dua. lalu The Little People. Tengo. Aomame. Fuku-Eri. Air Chrysalis. saya siapkan tombak saya, dan saya tusuk bulan tersebut. yes dapat! now i've got the idea of a moon. dari cerita tentang bulan, lantas saya pulang, dan akhirnya dari penangkapan tersebut keluarlah ide lain, tentang matahari. begitulah proses lahirnya.

saya menulis tentang matahari. tulisan tersebut dibuat begitu cepat dan singkat. lalu saya membacanya sekali lagi. bagus sekali. ini dia inspirasi yang telah lahir dari referensi. lalu saya perlihatkan kepada seseorang.
eh dia senyum, bilang tulisan saya lucu. berikut percakapannya:

A: lucu tulisannya
D: hihi
A: kamu kenapa tiba-tiba tulis tentang matahari
D: pas baca murakami ada cerita tentang dunia yang punya dua bulan, aku jadi kepikiran matahari
A: jadi kamu nulis matahari gara-gara murakami?
D: iya
A: .....
D: kenapa?
A: gimana caranya bisa nulis matahari tanpa baca murakami?


lalu saya terdiam.

lalu muncul pertanyaan ini: bagaimana caranya menjadi pemburu ide, yang memunculkan inspirasi yang sangat baik tanpa harus selalu melihat referensi?

sial. saya dibodohi oleh diri sendiri. saya buang tombak dan kail, mencoba untuk tidak berburu lagi, dan menganggap bahwa inspirasi bukanlah suatu hasil dari pancingan, melainkan sesuatu yang seharusnya datang begitu saja, menggelinding dari percakapan sehari-hari, dari pemandangan di depan mata, tersedia tanpa paksaan. mengalir pasti walau perlahan.

****

pic taken from here

Monday, December 5, 2011

Picture Window

"You know what hope is? Hope is a bastard, hope is a liar, a cheat and a tease."
- Nick Hornby on Picture Window (A song made by Ben Folds, Lonely Avenue Album 2010)

Detik ini hujan, lalu saya memutar Picture Window.

Lonely Avenue adalah album kolaborasi antara Ben Folds (sang pembuat musik sekaligus penyanyi), dimana Nick Hornby berperan sebagai pembuat liriknya. Album ini menjadi salah satu album favorit saya di tahun 2010. Ide Lonely Avenue diperoleh ketika terjadi percakapan diantara dua orang sahabat pada suatu malam, di tahun 2009. Setelah percakapan malam itu, Hornby mulai sering mengirimkan email berisikan lirik, yang kemudian diteruskan menjadi lagu-lagu yang indah oleh Folds. Perpaduan antara kekuatan masing-masing dari kemampuan mereka menghasilkan lagu-lagu yang menyentil, dari segi musik maupun lirik, dan dengan mudahnya masuk ke dalam telinga, mengendap di benak.

Ada segelintir orang yang mendengarkan lagu hanya sebatas suka dan tidak suka, namun saya juga yakin ada banyak orang, yang sering mengalami hal yang sama seperti saya: terlalu larut dalam sebuah lagu, hingga bisa merasakan bahagia, atau sebaliknya, sedih hanya dengan mendengarkan lagu-lagu tertentu. Mereka yang dikategorikan sebagai music-geek, bahkan mengakui bahwa kepribadian dan pemikiran-pemikiran sehari-hari mereka dipengaruhi oleh lirik dan musik yang biasa mereka konsumsi sehari-hari. Dari merenung setelah bekerja akibat mendengarkan lagu-lagu The Script di perjalanan. Mendadak menangis, akibat mood yang tidak baik, plus stimulasi dari lagu-lagu melankolis dari Bon Iver. Macet yang menjadi tidak membosankan, karena mendengarkan lagu-lagu riang dari Cyndi Seui. Atau jogging yang menjadi tidak melelahkan karena dilakukan sambil mendengarkan lagu-lagu penyemangat dengan beat yang pas.




Beberapa orang lantas menjadi sangat sentimentil dengan lagu. Bahkan alur emosi tersebut bisa dipermainkan dengan perpindahan lagu yang pas dari sebuah mixtape. Sebuah film bisa dikatakan berhasil jika dibumbui scoring yang pas. Sebuah pesta semakin meriah ketika lagu yang diputar atau dimainkan adalah "lagu kebangsaan" sebagian besar orang. Bahkan momen-momen tidak terlupakan ketika sangat larut (cenderung bahagia sendiri) ketika menyaksikan konser musisi favorit secara live.


Detik yang berbeda, namun masih hujan juga.

Sebelumnya, saya mendengarkan Jensen Sportag, "Jareaux" dan tercekat akibat penggalan liriknya: your memory is a monster; you forget - it doesn't. It keeps things for you, or hides things from you. Kali ini saya mendengarkan "678" yang dibuat oleh Eds (A Mixtape inspired by the movie "Melancholia"). Mendengarkan kompilasi ini dengan setting hujan mengantarkan saya pada pertanyaan "Seberapa jauh pengaruh musik dalam kehidupan kita?" Dan pertanyaan tersebut tampaknya memang tidak dapat dijawab oleh sebagian orang dengan sekedar,

"Jauh banget, bisa sangat terpengaruh."

Tanpa perlu penjelasan panjang lebar, mereka hanya bisa berharap orang lain mengerti, bahwa hanya dengan mendengarkan sebuah lagu, dengan lirik tertentu, mereka dapat menjadi sangat tersentuh, dan begitu sentimentil, sebegitu sentimentilnya hingga untuk menjelaskannya tidak perlu dengan kata-kata, namun dengan rasa.


******

Picture by: Jay Lichtman (Melancholy Window)

Monday, November 21, 2011

Hari Ini, Sebuah Ruang Tak Berbatas Itu.



Hari ini sebuah diary ditemukan, dengan tulisannya yang acak-acakan, bercerita tentang romansa di kapal Tampomas. Penemunya lantas ingat, kala itu tulisan dibuat setelah penulisnya menonton film Titanic. Sang penemu (sekaligus penulisnya) menertawakan tulisan lama itu, lalu membandingkan dengan karyanya sekarang. Keduanya sama-sama jauh dari sempurna, namun betapa sebuah perjalanan menuju kemajuan atas sesuatu, walaupun ditempuh dalam jangka waktu yang cukup lama, dapat dilalui tak terasa.

Satu tulisan itu lantas membawa saya, penemu sekaligus penulisnya, kepada kenangan atas perjuangan saya dalam dunia tulis menulis. Momen-momen menulis memang seringkali membekas dan menyentil dalam ingatan, menjadi satu parade sentimentil dalam kehidupan. Proses perjalanan untuk terus bermimpi menjadi seorang established writer hingga sekarang terus melaju sebagai sebuah rangkaian cerita. Dulu, secara sukarela saya menulis dengan berdamai tanpa memikirkan masa depan yang dibumbui oleh berbagai tujuan. Seiring berjalannya waktu, motif-motif itu mulai muncul, dari kecemburuan terhadap pengarang buku-buku favorit, pelampiasan terbaik karena mulai merasa tidak berguna akibat salah jurusan, ingin membahagiakan orang tua, sampai akhirnya tujuan tersebut berlabuh pada: pembuktian diri untuk bisa memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan.

Apa tujuanmu menulis? Apa alasannya?



Hari ini, saya mau melupakan alasan-alasan itu. Saya hanya ingin mengenang perasaan yang ditimbulkan ketika sekedar menulis. Sebuah perasaan yang begitu berharga ketika kita bisa ikut tertawa dan menangis, dan sakit hati di dalamnya. Ada masa-masa ketika saya membaca tulisan sendiri lantas merasa itu adalah mahakarya personal, hanya karena apa yang sedang saya rasakan saat itu begitu jujur tertuang dalam tulisan tersebut. Dan ketika suatu hari nanti dibaca kembali, emosi ini masih saja ikut terbawa, bahkan bisa membuat kembali menangis.

Harus diakui, akhir-akhir ini, saya mulai kehilangan momen berharga tersebut. Alasannya cukup sederhana, karena banyaknya proyek tulisan sampingan. Menulis menjadi sesuatu yang monoton karena ide-ide idealis semakin terkubur, dijadikan prioritas yang entah ke berapa. Saya jadi teringat oleh keputusan seseorang yang dengan berani menghentikan proyek-proyek sampingannya dan berkomitmen untuk menciptakan karya idealisnya saja. Konsistensinya seakan bertanya, kapan kamu mau melakukan hal yang sama?

Memikirkan semua itu, timbul rasa galau, pikiran-pikiran mulai berkecamuk, memikirkan karya, karya, dan karya. Kerinduan akan menulis dengan penuh emosi dan kembali ke masa primordial begitu melekat kuat, dimana saya bisa berjalan-jalan dan begitu leluasa menjelajahi sebuah ruang tidak berbatas, hati. Keinginan ini begitu meluap-luap. Berbagai tema mulai meledak-ledak. Bahagia. Sedih. Kehilangan. Ketidak-pastian.

I have to get out from here. I have to.

****************


Photos taken from here

Monday, October 31, 2011

Seashore and All That Au Revoir



A former lover, a geek, a loner, an escapist being. Or what are you anyway, i don't care. I would like to ask you to breathe, breathe and stop the addiction of our insecurity mundane. We have to go, searching where our home is, though i already know where it is. The sea is beautiful, and so is the tears. Memories struck against the sands, and the reflection of the future is floating away. We'll get better as we see the sunrise, and we'll be healed by the sunset. You're my favorite every now, and then. Wry, witty, and often filled with wonderful details.

Now get ready. Look at the seashore, feel it, and all that au revoir.

1. Poolside - Harvest Moon
2. Destroyer - Chinatown
3. Correatown - Further
4. L'alphalpha - Flashback
5. Foster the people - Pumped Up Kicks (Chrome Canyon Remix)
6. Jensen Sportag - Jareaux
7. Friendly Fires - Helpless
8. Flat En Une Journee - Au Revoir Simone - The Lucky One (James Yuill Remix)
9. Erot vs. Kings of Convinience - Gold (For The Price of Silver)
10. First Aid Kit - Still on Fire
11. Body language - You Can
12. Coldplay - U.F.O
13. Tahiti 80 - 4 A.M

Mood: Chill, Imperfectly Tranquil.
Download it here

Thursday, September 22, 2011

Dramatic Y



I lost my whole data in my old laptop. So I started over, collecting my favorite songs and melodies. Kinda sad, actually. I know, It felt like you lost one of your precious things in your life. I'm not being too much. But losing such a mood booster and references, (plus inspirations) is hard.

Life goes on anyway. Let's start over and sharing you a new mix.

It's called "Dramatic Y"

Please don't ask why.


1. M83 - Intro (ft Zola Jesus) - M83
2. Pelle G - Childish Delight (Eumig and Chinon Remix)
3. Tim and Jean - Come Around
4. Foster The People - I Would Do Anything For You
5. Active Child - Hanging On
6. Sleep ∞ Over - Romantic Stream
7. Lana Del Ray - Video Games
8. Body Language - At A Glance (Toro y Moi remix)
9. Jon Brion - Phone Call
10. Rah Band - Clouds Across The Moon (1985)

Download it here

Friday, July 1, 2011

Turiya (Book Launch) on Fully Booked -Museum of Ourselves Event


"Museum of Ourselves"

Sponsored by Djarum Super

Thursday-Friday

July 7-8, 2011

_





Bumi Sangkuriang.

Concordia Terrace & Garden

Jl. Kiputih no. 12 Bandung



‘Museum of Ourselves’

Pada dasarnya membuat buku hampir sama dengan tujuan berdirinya museum, yaitu membekukan sebuah momen, sebuah ide, pengetahuan, atau kisah, agar tercatatkan dan dapat dimaknai lagi oleh orang lain yang membacanya. Oleh sebab itu, tema eksibisi kali ini menyoroti kesempatan yang sesungguhnya dimiliki oleh semua orang untuk membuat museum sendiri, bagi dirinya secara individu maupun secara kolektif bersama dengan komunitasnya, dengan cara membuat buku.

Salah satu cara termudah yg kini dapat dilakukan adalah menerbitkannya sendiri tanpa bergantung pada persetujuan banyak pihak. Dengan semakin dekatnya jarak antara konsumen dan produsen (baca:printing company), maka banyak proses yang dahulu mesti dijembatani oleh penerbit dapat dipotong langsung oleh para penulis/penyusun buku. Masyarakat dapat bebas menyampaikan opininya tanpa sensor penerbit, melempar ide, bahkan membuang sampah dalam buku yang mereka terbitkan sendiri. Namun, apa dampaknya terhadap kualitas materi bacaan yang dihasilkan? Apa bedanya buku yang diluncurkan sendiri dengan melalui institusi penerbitan? Bagaimana nasib para penerbit, baik yang besar maupun yang kecil, dengan maraknya fenomena self-publishing?

Eksibisi “Fully Booked -Museum of Ourselves” ini berusaha untuk merepresentasikan kesempatan setiap individu untuk melahirkan karya reproduski cetak berupa buku, dibalik carut marutnya dunia penerbitan, khususnya penerbit kecil/small presses, yang banyak terombang-ambing karena tarik-menarik antara idealisme dan pasar.

Pengunjung di acara ini akan diajak berkenalan dengan bermacam praktisi yang sudah biasa berkecimpung di dunia buku, dan berdiskusi langsung dengan mereka. Bahkan, ada ‘zine cooking demo’ di mana audiens diminta untuk berpartisipasi ‘memasak’ buku, sehingga akan pulang membawa zine buatannya sendiri. Publik tidak dikenakan biaya untuk masuk ke acara ini, namun diminta untuk membawa buku bekas yang kelak akan didonasikan kepada mereka yang lebih membutuhkannya.





Programs:

- Zine Cooking: Fully booked #00 Museum Glossary

- Photography Showcase: Muhammad Asranur, Andrys Adisyahwarman, Happen Sk8Magazine

- Children Books Illustration: Emte, Ykha Amelz, Ella Elviana, EorG, Lidia Puspita

- Talks: Soeria Disastra, Nareend/Happen Sk8Magazine, Maradilla, Tobucil, Omuniuum, Else-Press, and more

- Surfboard Shaping: Lucas and Sons Tailormade Surfboards



Book Launch "TURIYA" by Maradilla Syachridar

Monologue by Dike Wicaksono

Moderator Theoresia Rumthe

And introducing: WELLBORN FOR TURIYA (Turiya's Deluxe Edition)

(On July 8 2011)

_




Music & Tunes:

Sarasvati • Sir Dandy • Katjie Piering • Anto Arief

Egga • Hendra RNRM • Marah • Hazawude • Luks • Marin



_



NO ADMISSION FEE

DONATE BOOKS FOR YOUR TICKETS IN !



_





Organized by:

A.C.E



Supported by:

Develop • Gusto • Else-Press • Unkl347 • Lucas and Sons Surfboards • Tobucil • Omuniuum • Happen Sk8Magazine

_

Monday, May 9, 2011

PREORDER #TURIYA !!!!!

Hi! Kita akan memulai preorder #TURIYA hari ini! Yeaayy!

- Pre-order "Turiya" dijual dengan harga Rp.79.000,- (free ongkos kirim untuk wilayah Bandung dan Jabodetabek; untuk wilayah di luar itu dikenai ongkos kirim seharga Rp.5000,-)

- Pre-order "Turiya" hanya tersedia sebanyak 100 eksemplar saja.

- Periode pre-order ini berlangsung antara 10 Mei 2011 - 22 Mei 2011

- Khusus untuk pemesan pre-order akan mendapatkan compliments berupa: free tote bag dengan ilustrasi "Turiya" (by Ykha Amelz) dan signature edition book.

- "Turiya" akan dikirim serentak setelah periode pre-order ini berakhir.

CARA MEMESAN "Turiya"

SILAKAN KUNJUNGI INI atau menghubungi info@elsepress.com

Tote Bag dengan ilustrasi #TURIYA ini dipersembahkan oleh Wellborn Company dengan kutipan tentang cerita di bagian belakangnya





Selamat memesan karya kedua saya! I love you readers :*

- Maradilla Syachridar -

Saturday, May 7, 2011

A Journey of Solace Serenade

Forget it, and you’ll remember.
You are out of chalks to write on that board, but you’ll remember what to bring. What to do. The journey is in front of you, and you won’t treat it like any other trip, because it will feel like an extraordinary trip.

Dripping toughts.
Get out from unnecessary distractions. It is very easy to remain the goals. For the more of walking time, it reminds you to prays of hope and cure of any painfuls. You’re not going to see something, but to receive something. A greater devotion, a distance to get closer.

Looking for a hand in the dark, where actually people hold you.
Betrayal, infidelity, and unending heartbreak: Oh, the stories that they could tell. Yet we are afraid and fearless at the same time as babies. We got heart. Yeah we’ve got.

And in a brief moment of sincere and clarity, you knew that staying with me would be more secure than anything the blackness could hold.



Twin Sister - All around and Away We Go (Teen Daze Remix)
Matt Van Schie - Journey
Toro Y Moi - Before I'm Done
Jackie Moon - Love Me Sexy
Gipsy and The Cat - The Piper's Song (Aeroplane Remix)
Au Revoir Simone - Backyards
Body Language - Tempoture
Kamp! - Distance of The Modern Hearts
Badly Drawn Boy - Promises (Beyond The Wizards Sleeve Reanimation)

cover: Jeff Pitcher

Download it here

Tuesday, April 19, 2011

My Second Book: TURIYA



Millo, mungkin dalam dunia nyata aku selalu menganggapmu Pinot Noir. Namun di
Absurd Paradiso, bukankah kita sepasang Cabernet Sauvignon dan Merlot? Cabernet is the new Pinot Noir. Dan King, dalam dunia nyata, akan selalu menjadi Cabernet. Sedangkan aku tidak akan pernah menjadi Merlot.

Kamu sebut ini apa? Bantu aku, Millo. Ketika kucoba menanggalkan sebuah rasa yang kian tumbuh ini, berkali-kali kamu justru semakin meyakinkanku. Marstonm menjadi kota yang begitu membosankan dan kamu tampak semakin menggoda. Absurd Paradiso berhasil menguasai mereka yang dilanda wabah penasaran.





Millo, Dwayne, King. Seorang pelukis mimpi, mahasiswi filsafat pecinta jendela dan pemilik perkebunan wine yang kerap menyimpan harapan. Sebuah hubungan persahabatan yang rumit di antara mereka telah terjalin dan harus dihadapkan pada sebuah kenyataan: cinta yang terselubung. Bukan salah siapa-siapa, bukan kemauan siapa-siapa. Keadaanlah yang memungkinkannya. Tapi siapa sangka, akibat dari perasaan-perasaan yang terus dipendam, telah lahir hubungan percintaan antara Dwayne dan Millo yang hanya bisa terjalin lewat dunia mimpi. Dan dari setiap pertemuan di dunia alam bawah sadar itu, sebuah lukisan diciptakan untuk menjadi bukti pengingat. Bahwa setiap mimpi harus direkam. Setiap kenangan harus diabadikan.

“Turiya” bercerita tentang sebuah penggalan perjalanan hidup, sebuah fase menyenangkan sekaligus menyedihkan yang harus dilewati oleh Millo, Dwayne, dan King bersama-sama. Membaca kisah ini, pada akhirnya akan menghadapkan kita pada sebuah pertanyaan sederhana, “Pernahkah kita mengalami kebahagiaan semu?”

*******


Ketika seseorang dilahirkan ke dunia dengan bakat tertentu, maka rasa syukur yang terbaik kepada Tuhannya adalah dengan mengembangkan bakat tersebut dengan sepenuh hati. Ketika membaca karya ini, saya kagum oleh bakat dan sentuhan artistik yang diberikan oleh ananda Maradilla. Saya baca, maka saya rasa.

- Nyoman Nuarta, seniman


Info terbaru: Turiya akan diperkenalkan pertama kali di Brightspot Market, tanggal 28 April - 1 Mei 2011 . Lokasi: Pasific Place, Jakarta. Akan dijual dengan jumlah yang sangat terbatas.

Thursday, April 14, 2011

In Memoriam: Rosihan Anwar




Seperti satu istilah yang kerapkali Rosihan tujukan kepada para anggota DPR dan elite politik: Golddiggers.


Bergelut dengan tugas akhir saya yang membahas tentang kebebasan pers, mau tidak mau membuat saya harus mempelajari dan mendalami lebih khusus lagi tentang hukum media dan penegakkannya. Kebebasan para jurnalis, apalagi di era media sosial yang semakin berjaya ini memang seperti pisau bermata dua: di satu sisi dapat menjadi kebenaran, tapi bisa juga menjadi "seolah-olah" kebenaran. Padahal, kalau kita melihat masa lalu, terkadang penegakkan kebenaran dapat menjadi sesuatu hal yang langka, karena seringkali harus dibungkam.

Harus diakui memang, dengan keterbatasan dan berbagai rintangan pada jamannya, para jurnalis senior, entah itu dari rezim orde lama, orde baru, atau bahkan rezim-rezim sebelumnya memiliki ketangguhan yang tidak dapat dibandingkan dengan jurnalis masa kini. Maka, ketika satu tokoh dari dunia jurnalisme telah pergi, siapa yang tidak kehilangan?

Rasa cinta saya terhadap Rosihan Anwar sebanding dengan Pramoedya Ananta Toer. Alasannya juga cukup sederhana, tulisan mereka selalu berhasil membuat saya tercekat, seperti berikut puisi karya Rosihan:

SAYA TIDAK MALU JADI ORANG INDONESIA

'Catatlah, Bung Karno menciptakan keamanan dan persatuan bangsa
Pak Harto menciptakan kemakmuran bangsa dan keluarganya
Habibie menciptakan demonstrasi
Gus Dur menciptakan partai kebangkitan bangsa
Megawati menciptakan kenaikan-kenaikan harga'

'Akan tetapi drakula-drakula Indonesia tetap perkasa
Beroperasi 24 jam, ya malam ya siang mencari korban
Sehingga sia-sialah aksi melawan korupsi membasmi drakula
Yang telah merasuki rongga dan jiwa aparat negara
Yang membuat media memberitakan
Akibat bisnis keluarga pejabat, Tutut-Tutut baru bermunculan.

'Aku orang terpasung dalam terungku kaum penjarah harta negara
Akan aneh bila berkata aku malu jadi orang Indonesia
Sorry ya, Aku tidak malu jadi orang Indonesia
Kuhibur diri dengan sajakku magnus opus karya sang Empu
Sajak pendek yang berbunyi:
Katakan beta
Manatah batas
Antar gila Dengan waras
Sorry ya, inilah puisiku melawan korupsi
Siapa takut?'


(Dibacakan pada acara Deklamasi Puisi di Gedung Da'wah Muhammadiyah di
Jakarta, 31 Desember 2004. Juga dibacakan dalam acara pertemuan
keluarga wartawan senior di rumah penulis pada tanggal 9 Januari 2005,
di Jakarta)


Bukan cuma terhadap karyanya, namun juga salah satu kekaguman saya terhadap Rosihan Anwar adalah mengenai kebiasaannya yang rajin memberi tanda berupa kartu-kartu kuning pada setiap buku yang ia baca, yang membuat beliau seperti ensiklopedia berjalan dan tahu persis siapa yang diceritakannya ketika ia membuat tulisan tentang obituary seseorang.

Dan seiring dengan berita duka Rosihan Anwar yang telah pergi, saya lantas membaca timeline Goenawan Mohamad yang membuat obituary tentang beliau. Dengan begitu, saya rasa, satu pertanyaannya ketika masa hidupnya telah terjawab. Rosihan Anwar, sang wartawan spesialis pembuat tulisan obituary, pernah bertanya,

“Kalau saya terbiasa membuat tulisan ‘In Memoriam’, nanti ketika saya meninggal, siapa ya yang buat?”

Pasti banyak Pak.

Selamat jalan Rosihan Anwar: jurnalis, sastrawan, budayawan, putra bangsa Indonesia. Namamu akan selalu dikenang.



(gambar saya ambil dari sini)

Monday, March 28, 2011

Rumah Jenius

Pintu tertutup rapat, cahaya bersembunyi. Saya menyibakkan tirai, dan tidak ada tanda kehidupan. Seharusnya kakek saya ada disini, tapi mana? Yang ada hanyalah foto nenek yang sedang tertawa. Sementara saya sedikit termenung dengan styrofoam yang masih tergantung di dekat white board, bertuliskan Turut Berduka Cita.

Ingatan ini lantas tersendat. Saya lupa kapan nenek saya meninggalkan dunia ini. Pikiran ini akhirnya membawa saya pada kenangan atas kakak saya yang menikah. Nenek saya, meninggal tepat sehari setelah kakak saya menikah.

Sejenak saya nyalakan lampu putih. Temaram yang menguning lantas sirna. Kamar kakek tampak baik-baik saja, tidak ada yang berantakan atau berubah. Sisi kewanitaannya masih ada. Tissue yang tersedia, selimut yang terlipat rapi. Yang hilang hanyalah kursi dengan roda, dan besi-besi penyangga tubuh yang biasanya digunakkan nenek. Rumah tetap apik. Anak cucu tidak mungkin membiarkan kakek merawat dirinya seorang diri.

Lampu dimatikan, kamar kembali ditutup rapat. Duduk di sofa, kemudian saya menangis. Rindu ini datang juga. Koin-koin yang ditumpuk secara bersusun, yang biasa diperuntukkan untuk para pengamen sudah tidak ada. Cheese cake yang selalu nenek tagih setiap ulang tahun ini saya bawa, namun memang hanya kakek saya yang akan memakannya.

Satu jiwa pergi. Membuat benda-benda yang biasa disentuhnya mulai kehilangan nyawanya.

Kakek tidak ada. Mungkin pergi jalan-jalan. Seakan dia memberi saya ruang untuk melepas rindu pada wanita yang selalu bilang pada dirinya sendiri, “Nenekmuu....jenius!”

Tuesday, March 1, 2011

High and Mixed Up of An Outlandish Lust.



High. Mixed up. Outlandish. Lust. Go figure.

Passion Pit - Little Secret (penguin prison remix)
Phoenix - Rome (Neighbourd with Devendra Banhart Remix)
Ellie Goulding - Your Song (Blackmill Dubstep Remix)
Homogenic - Something I Can't Hide (Space and Missile Remix)
Body Language - At A Glance (Toro y Moi Remix)
Cornellius - Drop (Kings of Convinience Remix)
Erik Hassle - Hurtful (Penguin Prison Remix)
White Hinterland - No Logic (Alan Wilkis Remix)
Olivia Newton John - Physical

Go download it here

Thursday, January 20, 2011

So you called it "Fake Realism"







(The beautiful pics captured by Willy Irawan when he was travelling to Raja Ampat - Papua)

and don't ask why and how on earth this person write this. just read. and hopefully you'll think what's next for our country.


...I'm from Indonesian just like Rarindra. And come along with that, I hope my comment could add new perspective about what Rarindra intent.

Indonesia is huge. Even me (who have travelled arround 20 islands or more-yes islands) still felt unfamiliar with this part of the globe. Some part of our country were expansive, with jungles and sheer tall mountain, panoramic view and its sturdy silent people. But some part were dark, full of garbage, smoke and noisy people get killed. Those two world in one country were not mixed together. They were seperated. And when they were seperated, it's nearly impossible to have a clear focus on your eyes to capture Rarindra intent.

To speak the truth. In Indonesia, Me and my generation hold a great dissapointment in goverment-that act like a thieve. One thieve goes down but another thieve elected. They were people that have most responsible on what Johathan McIntosh capture in Jakarta. Poverty.

While some people get permission to exploit our country (and its you who live in "the west") from the thieves. There some part of our country that remains the same. Freeze by the time. Those part are part that I told you before. Expansive, with jungle and sheer mountain, sea, panoramic view and sturdy people. In this part of Indonesia, people are not concerned with computer, Mother Theresa, celluler phone or striptease. And as you can see in Rarindra portofolio. They were happy. That's not myth happiness.

Me and my generation still struggle to fix poverty in this country. But hence..there's a lot of time when we were felt very sad about what happened in our country. Mad And loose the spirit to change the way our goverment rule. Tired on corruption and lazy people.

When that times come, looking in some Rarindra's photograph give us good feeling.

Still. Rarindra may dont have any clue about what he has done. I think he's just want to make a beatifull portrait of Indonesia and represent it in dreamy way. The reality sure is not good as the photo. But looking at his portofolio give me sense of pride. We love this country. And will do something to make it remain loved.

Call it third world fake realism. But for me it worth something.


----- friends, i have to repost this, it's written by Ganis Angger Atmawarin. it's a beautiful posting :)

Wednesday, January 19, 2011

The Route of 88

seberapa jauh jarak antara rumah anda dan pacar anda?
hehehe. mungkin ketika membaca judul playlist ini ada yang langsung bisa menebak, "ooh maksudnya rute ke lembang 88" atau mungkin heran karena lagu-lagu yang ada di playlist ini tidak serupa dengan lagu Nat King Cole "Route 66".

sebenarnya sederhana saja. karena jarak rumah saya dan rumah pacar lumayan jauh, dari antapani ke lembang 88, mungkin sekitar 35 km lebih (yang menurut saya itu "lumayan" jauh), tentunya lagu yang saya habiskan tidak mungkin hanya satu-dua atau tiga lagu saja. ditambah kemacetan, melewati jalan yang meliuk-liuk karena rumahnya yang ada di daerah gunung (hehehe) membuat saya terbiasa mendengarkan satu rangkaian playlist, dan inilah dia. "The Route of 88", berisikan lagu-lagu yang akhir-akhir sedang saya dengar. ada lagu lama, lagu baru, atau lagu yang saya sendiri tidak tahu umur rilisnya berapa. semoga bisa berbagi imajinasi dalam sebuah perjalanan yang sudah menjadi ritual (hampir) sehari-hari.



1. Memory Tapes - Run Out
2. JJ - Kill you
3. Starfucker - Reptilians
4. PNAU - Baby (Breakbot remix)
5. Futurecop!- Dreams
6. MGMT - Electric Feels
7. Washed Out - Feel It All Around (Toro Y Moi remix)
8. Neon Indian - Mind, Drips (Bibio remix)
9. Cut copy - Take Me Over
10.Working For a Nuclear Free City - B.A.R.R.Y
11.Toro Y Moi - You Hid (Studio Session)
12.White Hinterland - Icarus

download it here


.......i believe that when you're making a mix, you're making history. you ransack the vaults, you haul off the junk you can carry, and you rewire all your ill-gotten loot into something new. you go through an artist's entire career, zero in on that moment that makes you jump and dance and smoke bats and bite the head off drugs. and that you play that moment over and over.

a mixtape steals these moment from all over musical cosmos, and splices them into a whole new groove....
- Rob Sheffield, "Love Is A Mixtape".

Monday, January 3, 2011

Play With Two



RRROOOAAAAARRRRR!!

Don't keep your anger, show it. Or without any reason maybe you just wanna bring that on. Hold your breath, hold it. Hold it before you jump, run and finally shout! Prepare to clap your hand. Scream. Or hell yeah, just be free. And savage. Rrrrooaarrr.

1. Animal Collective - My girls
2. The Delays - Valentine
3. The Faint - Desperate guy
4. Delphic - Doubt
5. Chromeo - Night by night
6. Friendly Fires - Paris
7. Robots in Disguise - Argument
8. M83 - Don't Save Us From The Flames
9. Steve Vai (feat the kiddo) - Ya Yo Gakk
10. Midlake - Roscoe (Beyond The Wizard's Sleeve Roscoe)

download it here






WE'RE GETTING SOMEWHERE

Thinking about the ideal relationship where everything doesn't always has to be perfect, so several songs in this mixtape is not always talking about happiness and lust, but also fear and hurt. Yes, that's the beauty of relationship. From butterfly in your stomach until you see something deeper and finally you reach a point when you are getting somewhere not nowhere.

1. Nouvelle Vague- Heaven (Originally by psychedelic fur)
2. Mayer Hawthorne - Maybe So, Maybe No
3. Tiger Baby - Sweetheart
4. Fra Lippo Lippi - Angel
5. Gene - You
6. Ben Folds And Nick Hornby - Picture Window
7. The Changes - In The Dark
8. Wendy And Bonnie - I realized You
9. Mocca - Hyperballad
10. The Spinners - I'll be Around
11. The Bird And The Bee - Private Eyes
12. Telepopmusik - Don't look back (Featuring Angela MC Cluskey)
13. Club 8 - Stay By My Side
14. Saint Etienne - Madeleine
15. Judee Sill - The Kiss

download it here



Ps. Darling, choose it for me. Tell me which mixtape do you like better, will you? :)