Thursday, November 27, 2008

spinning time

time.
sebuah kata yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari namun patut untuk selalu diingat, dijadikan inspirasi, dijadikan sebagai bahan perenungan.
as cliche as it may sound, people need time for everything. things in life. Even for human, they need time to race, and the human race is faced with cruel choice: work or lazytime television. not that i'm judging the second choice.
glad i'm one of those people who often frustating works stuff, not frustating life without works or jobs.

and being grown up, i really think it takes soooo much time for me being grown up, not a childish one. but the spinning time giving me the thought of there's no point of being grown up if people can't be childish sometimes. fiuhhh, hehehehe.

time.
that quality of nature which keeps events from happening all at once. the opportunities, even for love stories.
lately, it doesn't seem to be working, hahahaha.

time. sebuah kata yang bisa dijadikan perenungan,
karena selalu ada makna dibalik "take your time".

Thursday, November 13, 2008

smoking kills.

anggaplah sebuah guilty pleasure adalah sebuah rokok. rokok bagi mereka yang merokok adalah sebuah keharusan, dan kecenderungan untuk menjadi addicted sangatlah besar. saya memang tidak merokok. tetapi lingkungan saya yang berisikan perokok memungkinkan saya untuk mengerti bahwa merokok bagi perokok itu sangat sulit untuk dihentikan. dan anggaplah sebuah guilty pleasure adalah sebuah rokok, maka saya saat ini sedang menjadi perokok. perokok berat.

saya merokok suatu perkara, dimana saya sangat-sangat-sangat menikmati itu, namun saya sadar bahwa "itu salah". nothing beats the power of guilty pleasure, dimana semakin kita berlama-lama dengannya, semakin kita terikat dengannya

pada akhirnya teman saya mengingatkan:

" the plan of a better life might settled for future, but the act started now. stop smoking. smoking kills. and the future is, now."


I'm trying now.



unfortunately.........









I'm sorry, i'm trying not to stop. i'm dying here, so please will you just kill me?

Monday, November 3, 2008

dan....otak itu dicuci.

" selamat datang di perusahaan kami. kencangkan sabukmu, kancingkan bajumu. bersiaplah untuk mati. "

....berawal dari keisengan, mungkin sebagian orang ada yang mencoba untuk masuk kedalam suatu perusahaan awalnya hanyalah sebagai ajang pembuktian bahwa dia bisa. dia bisa membuktikan bahwa dia mampu. namun ketika keisengan itu membuahkan "hasil", keisengan itu harus diubah menjadi keseriusan.
training.
a.k.a. brainwashing.
berbagai macam cara dilakukan untuk membuktikan loyalitas, bahwa dia layak bertahan di perusahaan itu. terkadang untuk memenuhi standar perusahaan, selama "sejenak" kita harus berputar otak. mungkin bukan pembunuhan karakter, lebih tepatnya karakter itu dibuat mati suri. lupakan idealisme, karena itu bukan yang mereka minta. "turuti saja dulu kata-kata kami"


untuk sebagian orang, mungkin itu tidak mengganggu. apalagi ketika perusahaan ini adalah mimpi bagi mereka. tetapi, bagi sebagian orang, yang berangkat dari "keisengan", ketika ia mulai merasa bahwa ajang pembuktian itu telah terbukti, dan proses selanjutnya beralih menjadi sesuatu yg bisa membuatnya "iritasi", mungkin dia akan pasrah. atau lebih tepatnya tidak peduli.

this is me, take it or just goddamn leave it. yepp. just leave it to the beaver.

Sunday, November 2, 2008

secarik kertas (2)

memanggilnya, tapi panggilan ini tidak digubris. ia membuat saya bungkam dengan sikapnya yang mengabaikan. kesal. saya bungkam. diam. tidak berkedip. tidak berkutik. saya pergi meninggalkannya dengan berdalih bahwa dia akan menunggu saya, ternyata dia pergi. marah. kecewa.

saya mencari cara untuk menemuinya, saya harus bertemu dengannya. maka saya berlari menuju sebuah persinggahan orang-orang yang ingin melakukan akad nikah. masjid itu. masjid sekaligus gedung serbaguna yang biasa digunakan untuk perhelatan resepsi.
dia seharusnya disana.
tapi tidak ada.
" mang, tim fotografer sudah datang? "
" belum neng."
baiklah. saya akan tunggu dia sampai jam dua pagi.
" mang, sudah datang? "
" belum neng "
cukup lama saya menunggu, berharap sebuah honda jazz memasuki pelataran parkir, bukan mobil bak. bukan mobil box, bukan gerobak, apalagi mobil polisi. hingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi saja.

Ketika saya pergi, saya memutuskan untuk tidak membiarkannya larut dalam segala kekecewaannya. Secarik kertas berisikan penyesalan namun bukan permintaan maaf akhirnya lahir, dengan harapan secarik kertas ini setidaknya akan menjadi peredam emosi, bukan pemicu.
“ mas, tolong titip surat ini, sampaikan pada salah satu anggota tim fotografer”
“ iya neng”
“ makasih ya mang.punten, tolong sampein, penting.”
“ iya.”

Dan saya pulang….dengan harapan itu. Bahwa saya menyesal, tapi tidak mau meminta maaf. Kukira dia sudah kenyang dengan permintaan maaf saya.

secarik kertas (1)

do understand me,
you're the only one who can understand me when the world couldn't.
i need you desperately to stay with me,
bear with me, though it's not easy.
please do, will you?