Monday, December 15, 2008

" Yes is a Yes " is a NO

imagine life served straight up, what you see is what you get. yes is a yes and no is a no, there's only truth, not lies, even the white one.

hari itu, sepulang dari perjalanan malam, pandangan saya menerawang ke langit-langit kamar. satu kesimpulan yang tidak terbantah menyeruak ke permukaan bahwa saya harus mengakui pada diri saya sendiri bahwa : saya adalah seseorang yang bisa dikatakan ambigu.
maka, ketika dihadapkan pada sebuah percakapan, satu perbincangan, suatu kalimat dari mulut ini dapat menipu. dapat mengelabui. bukan dusta, hanya kejujuran yang ditutupi. saya tidak berbohong, hanya kadangkala, saya kerap berpikir bahwa kejujuran yang disampaikan secara gamblang dan kelewat transparan dapat menyakiti hati seseorang.

sedangkan, di sisi lain, ada orang-orang yang menyukai segala-sesuatunya yang disampaikan benar-benar secara harafiah. "kamu pengecut" tidak bisa diganti dengan "sayang, kamu hanya kurang berani.", dan ketika ada sesuatu yang kurang berkenan, ia akan menyuarakan dengan lantang. ketika ia kesal, ia akan berkata kesal. ketika ia marah, ia akan terlihat marah.

pada akhirnya, saya yang ambigu, ketika dihadapkan pada mereka yang seperti itu, akan terus tetap ambigu, dan mereka yang seperti itu, akan semakin kesal dan semakin marah karena melihat saya tidak bisa ditafsirkan seperti apa adanya. mereka mengeluh, saya terlalu rumit. mereka memarahi saya, mencaci-maki saya. emosi saya mulai terpancing. namun...
pembelaan saya hanyalah,

tidak ada salahnya dengan menjadi seorang yang ambigu.
keindahan surealisme dan sesuatu yang absurd tidak akan pernah lahir jika segala sesuatunya selalu terlihat seperti apa adanya.

Thursday, November 27, 2008

spinning time

time.
sebuah kata yang biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari namun patut untuk selalu diingat, dijadikan inspirasi, dijadikan sebagai bahan perenungan.
as cliche as it may sound, people need time for everything. things in life. Even for human, they need time to race, and the human race is faced with cruel choice: work or lazytime television. not that i'm judging the second choice.
glad i'm one of those people who often frustating works stuff, not frustating life without works or jobs.

and being grown up, i really think it takes soooo much time for me being grown up, not a childish one. but the spinning time giving me the thought of there's no point of being grown up if people can't be childish sometimes. fiuhhh, hehehehe.

time.
that quality of nature which keeps events from happening all at once. the opportunities, even for love stories.
lately, it doesn't seem to be working, hahahaha.

time. sebuah kata yang bisa dijadikan perenungan,
karena selalu ada makna dibalik "take your time".

Thursday, November 13, 2008

smoking kills.

anggaplah sebuah guilty pleasure adalah sebuah rokok. rokok bagi mereka yang merokok adalah sebuah keharusan, dan kecenderungan untuk menjadi addicted sangatlah besar. saya memang tidak merokok. tetapi lingkungan saya yang berisikan perokok memungkinkan saya untuk mengerti bahwa merokok bagi perokok itu sangat sulit untuk dihentikan. dan anggaplah sebuah guilty pleasure adalah sebuah rokok, maka saya saat ini sedang menjadi perokok. perokok berat.

saya merokok suatu perkara, dimana saya sangat-sangat-sangat menikmati itu, namun saya sadar bahwa "itu salah". nothing beats the power of guilty pleasure, dimana semakin kita berlama-lama dengannya, semakin kita terikat dengannya

pada akhirnya teman saya mengingatkan:

" the plan of a better life might settled for future, but the act started now. stop smoking. smoking kills. and the future is, now."


I'm trying now.



unfortunately.........









I'm sorry, i'm trying not to stop. i'm dying here, so please will you just kill me?

Monday, November 3, 2008

dan....otak itu dicuci.

" selamat datang di perusahaan kami. kencangkan sabukmu, kancingkan bajumu. bersiaplah untuk mati. "

....berawal dari keisengan, mungkin sebagian orang ada yang mencoba untuk masuk kedalam suatu perusahaan awalnya hanyalah sebagai ajang pembuktian bahwa dia bisa. dia bisa membuktikan bahwa dia mampu. namun ketika keisengan itu membuahkan "hasil", keisengan itu harus diubah menjadi keseriusan.
training.
a.k.a. brainwashing.
berbagai macam cara dilakukan untuk membuktikan loyalitas, bahwa dia layak bertahan di perusahaan itu. terkadang untuk memenuhi standar perusahaan, selama "sejenak" kita harus berputar otak. mungkin bukan pembunuhan karakter, lebih tepatnya karakter itu dibuat mati suri. lupakan idealisme, karena itu bukan yang mereka minta. "turuti saja dulu kata-kata kami"


untuk sebagian orang, mungkin itu tidak mengganggu. apalagi ketika perusahaan ini adalah mimpi bagi mereka. tetapi, bagi sebagian orang, yang berangkat dari "keisengan", ketika ia mulai merasa bahwa ajang pembuktian itu telah terbukti, dan proses selanjutnya beralih menjadi sesuatu yg bisa membuatnya "iritasi", mungkin dia akan pasrah. atau lebih tepatnya tidak peduli.

this is me, take it or just goddamn leave it. yepp. just leave it to the beaver.

Sunday, November 2, 2008

secarik kertas (2)

memanggilnya, tapi panggilan ini tidak digubris. ia membuat saya bungkam dengan sikapnya yang mengabaikan. kesal. saya bungkam. diam. tidak berkedip. tidak berkutik. saya pergi meninggalkannya dengan berdalih bahwa dia akan menunggu saya, ternyata dia pergi. marah. kecewa.

saya mencari cara untuk menemuinya, saya harus bertemu dengannya. maka saya berlari menuju sebuah persinggahan orang-orang yang ingin melakukan akad nikah. masjid itu. masjid sekaligus gedung serbaguna yang biasa digunakan untuk perhelatan resepsi.
dia seharusnya disana.
tapi tidak ada.
" mang, tim fotografer sudah datang? "
" belum neng."
baiklah. saya akan tunggu dia sampai jam dua pagi.
" mang, sudah datang? "
" belum neng "
cukup lama saya menunggu, berharap sebuah honda jazz memasuki pelataran parkir, bukan mobil bak. bukan mobil box, bukan gerobak, apalagi mobil polisi. hingga akhirnya saya memutuskan untuk pergi saja.

Ketika saya pergi, saya memutuskan untuk tidak membiarkannya larut dalam segala kekecewaannya. Secarik kertas berisikan penyesalan namun bukan permintaan maaf akhirnya lahir, dengan harapan secarik kertas ini setidaknya akan menjadi peredam emosi, bukan pemicu.
“ mas, tolong titip surat ini, sampaikan pada salah satu anggota tim fotografer”
“ iya neng”
“ makasih ya mang.punten, tolong sampein, penting.”
“ iya.”

Dan saya pulang….dengan harapan itu. Bahwa saya menyesal, tapi tidak mau meminta maaf. Kukira dia sudah kenyang dengan permintaan maaf saya.

secarik kertas (1)

do understand me,
you're the only one who can understand me when the world couldn't.
i need you desperately to stay with me,
bear with me, though it's not easy.
please do, will you?

Tuesday, October 21, 2008

Satu Kata Ternyata.

Wanita itu berusaha menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya. Anak itu tersenyum, lalu wanita itu menyuapkan lagi makanannya. Anak itu tersenyum lagi. Seperti ingin mengucapkan terima kasih tetapi kata terima kasih itu tidak pernah terlontar,
ia tahu ada yg salah.
Kemudian wanita itu mengusap, mencium, memeluk dan membelai dengan penuh kehangatan. Anak itu terpejam, merasa senang, bahagia, tapi terdiam.
ia tahu ada yang salah.
Beberapa saat kemudian wanita itu mulai menggeliat, menggerutu, menceraiberaikan segala hal yang ada di depannya, membentak dan memarahi anak itu hingga anak itu tersedak. Anak itu mengelus dadanya. tersenyum, ia mengetahui bahwa ada sesuatu yang salah namun itulah yang membuatnya bahagia. ketidak-mampuannya untuk memprediksi apakah detik berikutnya ia akan disuapi makanan, dipeluk, dibelai, atau...disakiti.

Hell with it, he's still gonna love it. Ketidak-teraturannya. Ketidakmampuannya untuk berprediksi. Anak itu tetap bahagia.
Wanita itu.

Alter-ego.

Tuesday, October 7, 2008

let.......go

jika saja mendefinisikan sebuah hubungan semudah membalikkan telapak tangan.
jika saja membuatmu mengerti semudah kamu membuat saya mengerti bahwa sebuah hubungan memang sulit dimengerti.

saya banyak memperhatikan pembicaraan orang ketika hubungan mereka sudah berakhir namun mereka masih ingin memperbaikinya. the hardest part of letting go. breathing deeply.... let it all out. put all the "bad" out in the air without a care. hate. dissapoinment. anger. pick your poison. gravitas dan kapasitasnya terlalu berat untuk membuat kamu bergerak atau bahkan membuat kamu berubah. hingga kita sampailah pada satu titik dimana emosi-emosi itu mengkonsumsi kita, bahkan menjadi tolak ukur pemerintahan perspektif kita.

sebenarnya, yang menjadi lebih sulit adalah ketika kita harus memilih untuk mengambil tahap let go itu tadi. mengambil kutipan dari Neil Geilman, it takes hostages. well, well.

ada satu pemikiran yang terus menerus berkecamuk dalam kepala ini hingga saya memilih keputusan yang diambil orang-orang lainnya bahwa keputusan untuk mencoba menyudahi hubungan yang memang sudah disudahi:
time? effort? someone else? no.
take the riskier chance? hmm.
maybe the thing is...you were never really appreciating it until now.
until i decide........better for us never.

Sunday, October 5, 2008

the progress

ketika "ketika daun bercerita" sudah diterbitkan, hanya sebentarr saja bagi saya untuk sedikit merasa lega. ada sedikit kekhawatiran mengenai karya saya yang kedua: Absurd Paradiso dan Terra Incognita. kekhawatiran ini, kekhawatiran itu, apalah. Pencapaian saya untuk kedua novel berikutnya memang berbeda. I want it not to be perfect, but more exactly like what i want. Terbebaskan pakem. sedikit beban yang berbeda, karena harapan yang ada memang berbeda, pokoknya berbeda, hahaha. Sooooo....wish me luck, will you?? ;)

Friday, August 29, 2008

A Person of Faith

tidak ada yang salah dengan menjadi "a person of faith". the kind of faith that sits around and waits for fate or the kind of faith that trust in a better tomorrow. banyak hal-hal yang terjadi dalam hidup saya yang kadang terasa begitu cepat, terasa begitu lambat, atau tidak cepat tidak lambat. ada mimpi, ada perubahan. lambat laun persepsi tentang "faith" itu sendiri berubah. it's more like actively pursuing things. you know, just like swimming. you need to take in gulps of air, hold your breath, kick and push and keep your eyes open. struggle. try. survive.

hari itu.... saya memikirkan dia. memikirkan mimpi yang pernah saya tanam ketika saya bersamanya. memikirkan perasaan yang begitu kuat dan hidup, hingga lebih hidup dari kenangan reflektif tentang perasaan itu sendiri. memikirkan kebahagiaan yang muncul sebagai tameng ketika segala bentuk imajinasi semakin merajalela menutupi realita yg menjadi pemicu segala sesuatunya menjadi samar. dalam satu pertemuan, saya tersenyum padanya di tengah jalan yang bercabang, mengantarnya pergi untuk memilih jalan kepastian... inilah pembenahan hidup baginya. saya tersenyum padanya, menyadari bahwa saya memang mencintainya, meninggalkan pohon mimpi yang pernah saya tanam, dan beranjak untuk menuju jalan ketidakpastian. inilah pembenahan hidup bagi saya.....berbahagia untuknya.

it was a magical chronical of our time together. it might hurts you, but yet you know it shouldn't. in my moment of drowning, in that moment of confusion and shock, i've learned to love even more, to give more generously, to live more passionately, to laugh even louder, smile more sincerely, and to hope unrelentingly because on my way to recovering things, i've become someone i've never thought i could be at this point. more mature perhaps.

tidak ada yang salah dengan menjadi "a person of faith". baru-baru ini saya makin menyadari bahwa "faith" itu absurd, dimana hal itu makin memperjelas bahwa saya memiliki "faith" bahwa saya adalah "a person of faith", hahaha. faith of something, even i don't know what is it. let say i'm lost. but i'm happy i lost myself somewhere.

tomorrow may be shit. but i've come too far, why stop? and that's what i called, "a person of faith"

purgatory

saya terbangun pada pagi hari. jam tujuh pagi. segera mandi untuk bersiap-siap. hari ini reportase. dalam hati saya memaki, lelah. semalam siaran dari malam hingga menjelang matahari bersinar. i know. too drama-queen, hehehehe. dalam perjalanan sebuah sms mengganggu waktu melamun saya ketika macet melanda pada pagi hari, layaknya sebuah rutinitas biasa:

" Dante Alighieri , 1265-1361,the divine comedy. The one that once travel across heaven and hell , and a place called purgatory. The bridge that you mention is purgatory. I'd rather not to choose it, coz the way i miss you, is the way where the words do not twist, and the image do not hide. I just miss you like heaven, or like hell. Not purgatory, nor the bridge. Coz such a feeling, is a dream, not fantasy."

saya tersenyum. menyadari, bahwa memang saya adalah pecinta apa yang dimaksud dengan "purgatory", atau grey area, mungkin, istilah yang paling gampang dicernanya. sms dari sahabat saya itu seakan mengingatkan saya agar jangan terlalu tenggelam dalam grey area, karena grey area dapat menyesatkan, akibat ketidak-jelasannya. tetapi saya kemudian berpikir....mungkin sebenarnya hidup saya yang cenderung menganut prinsip "purgatory" ini lambat laun sudah banyak berubah. saya mulai memilah-milih, apakah yin, apakah yang. hitam, atau putih. walau terkadang saya selalu ingin bersikukuh, harus ada yung. si abu-abu. saya sekarang sedang berteman dengan yang...tapi yang dan yin sepertinya tidak mau eksistensi yung dipertontonkan. ya sudah...kali ini saya mengalah. saya hidup mengikuti rutinitas, become one of those people who choose heaven or hell. tapi....ah, magnet purgatory terlalu kuat. saya harus berusaha. i miss you too, mate, just like i miss purgatory....

Wednesday, June 25, 2008

the musician (part 2)

SMILE. it's too easy for us. YOU MAKE ME HAPPY. we're just too happy. we're happy until we never really care about something. THE UNSPOKEN THING. now you realized. it's just like we creating moments without ever care. GOSH,look at you. YOU. i know you. i know youuuu. but this time i don't know it's you. grrrrrrr. WHY. why didn't you tell me. NOW you tell me. i never know it's you.....

the musician (part 1)

ia datang membawakanku sebuah gaun yang terbuat dari benang harapan dan khayalan, serta renda-renda kebahagiaan, sebuah gambaran sempurna tentang kehidupan yang menyenangkan.
" hi."
" hi."
" don't you see me? i brought you this dress."
aku termenung memandangi gaun itu. begitu indah. namun gaun itu pernah ia tawarkan dulu. aku tidak habis pikir mengapa ia kembali menawarkannya padaku. entah kenapa....tapi gaun itu terlihat jauh lebih indah dari sebelumnya. tapi ada yang berbeda. ada kancing keraguan yang sebelumnya dipasang di kedua lengannya, namun kancing itu sekarang hanya tinggal satu.
" why do you have to keep the other one? "
" because of you."
" why me? "
" you, there's a part of you that still confusing me. u never told me if you like the dress or not."

aku menyukai gaun itu.
" i'm so happy that you're here, brought me this dress."
" really? "
" yeah. but i still have the old one."
" yeah. i know. i made the other dress, for the other one."
" see. THAT'S OUR PROBLEM. "

Friday, May 23, 2008

A State of Mind

the world has taken me around, and now i'm arrived at a point when i'm not chasing or finding something for good. It's good already. good doesn't mean perfect, but it equals more than i expect.
the road was emptier at midnight as always, and on my way back home i realized that i turned to be a melancholic kinda girl who wants to change a perfect picture of future in a different line.
they asked me, " Are you happy? " HAPPY. yeah, i'm happy. but happiness is just a state of mind, after all. what kinda happy do you want to be? is it happy that makes you still can't stand to wipe the unreasonly invisible tears that sometimes coming out from the sky of your heart? all i want is to be happy, where happiness is not only a state of mind, but a beautiful invention that makes you out of your mind.

Monday, April 28, 2008

Konsentrasi

Here i am, sitting alone in a coffee shop.

Saya mencoba memusatkan konsentrasi saya pada tulisan saya,
sebuah novel yang berjudul Absurd Paradiso. Sesekali saya melirik kekanan dan kekiri, memperhatikan seorang wanita yang entah sepertinya sedang menunggu seseorang, karena ia tampak gelisah. Ia mencoba untuk membaca novel Harry Potter, namun sia-sia. Terbayang dalam benak saya bahwa sepertinya yang ia pikirkan hanyalah "Cepatlah datang, sayang".
Saya kembali memusatkan konsentrasi. Beberapa di meja tidak jauh dari saya pria tampak seru berbincang-bincang. I know, eavesdropping is impolite. Tetapi pembicaraan mereka seru sekali. Tidak lama untuk menyadari bahwa sepertinya mereka bukan pria yang straight. You know what i mean. Hahaha.
Saya kembali memusatkan konsentrasi untuk yang kesekian kalinya. Tiba-tiba datanglah seorang teman saya.
Hhhh.
Akhirnya saya memutuskan untuk menyudahi saja kegiatan menulis saya.

Monday, March 17, 2008

somehow, these song remind me of......

time - culture club
Ooh, in time.... It could have been so much more...The time is precious I know...
In time.....It could have been so much more......The time has nothing to show..


all i can do - club 8
be patient, try harder, i'll help you in my own way
see clearer, be happy......honey, it would be alright.......


la ritournelle - sebastien tellier
oh nothing's going to change my love for you,
I wanna spend my life with you......................
so we make love on the grass under the moon, no one call tell, damned if I do
forever journey on golden avenues, I drift in your eyes...
since I love you
I got that beat in my veins for only rule,
Love is to share................................. mine is for you................

there is a light that never goes out - the lucksmiths
And if a double-decker bus, crashes into us
To die by your side is such a heavenly way to die
And if a ten-ton truck kills the both of us
To die by your side...well, the pleasure - the privilege is mine....

well, well............ they're remind me of you...

Monday, March 3, 2008

hmmm..

mungkin ia memang seharusnya tetap asyik dengan kesehariannya. tidak ada yang salah dengan hal itu. ia tidak perlu dibuat bingung, tidak perlu berfikir extra, tidak perlu mengkhawatirkan apapun hanya karena telah menemukan sebuah warna seperti sebuah pelangi sebagai simbolis dari warna kehidupan. mungkin memang sudah seharusnya ia dipertemukan dengan sebuah warna, walaupun warna itu belum tentu yang terbaik untuknya. jika memang sebuah pohon merasa cocok setelah menemukan warnanya, bukan tidak mungkin pula warna tersebut juga merasa cocok dengan pohon itu. sekali lagi, tidak ada yang salah. mari meminta kehidupan untuk mengaturnya, karena jika memang salah satu dari mereka sudah menemukan pasangannya, berarti ada rencana lain yang tengah dipersiapkan alam semesta untuk memberikan warna lain yang lebih baik untuknya. mungkin warna yang ini akan membantu agar pohon tersebut lebih "berwarna", hahaha..cheers! ;D

Sunday, March 2, 2008

anais nin, what are you?

kadang kita dibuat berdecak kagum ketika membaca sebuah literatur yang luar biasa. bagaimana bisa, kita akan dibuat bertanya-tanya, apakah yang ada di dalam pikiran mereka yang membuatnya sehiangga bisa menghasilkan sesuatu yang hebat? what are they?

" dream pass into the reality of action, from the action stems the dream again; and this interdependence the highest form of living....." -anais nin

Anais Nin adalah seorang penulis kelahiran prancis yang berdarah kuba dan denmark yang kontroversial. hasil-hasil karyanya yang banyak mengusung tema feminis dan seksualitas banyak mempengaruhi kaum wanita prancis pada saat itu untuk menjadi menjalani kehidupan seperti dia, bebas, mandiri, dapat melakukan apa yang dia mau termasuk soal seksualitas. berbagai macam penilaian ditujukan padanya seperti alter-ego, pembohong, inses, dan lain-lain.

Namun, dibalik ke-kontroversialannya, ia banyak mendapat pujian dan kekaguman banyak kalangan. banyak yang menilai bahwa ia mengangkat sisi seksualitas walaupun erotis namun tidak terkesan jorok. Bahkan beberapa kalangan menilainya sebagai hasil karya yang 'indah'. aneh bukan? kutipan-kutipan pemikiran filosofisnya banyak dipakai, karena mengandung 'pelajaran berharga', sarat makna.

Baru-baru ini saya membaca salah satu bukunya yang berjudul " Delta of Venus". Ketika membacanya, kita akan dibawa pada perjalanan imajinasi dan fantasi seksualnya, wah wah wah. saya tidak sanggup membacanya. begitu rumit. saya jadi teringat ayu utami atau djenar maesa ayu, namun anais nin adalah masternya. buku yang berisikan kumpulan cerita pendek ini memang menguras otak saya untuk tidak mengecap anais nin sebagai sosok yang negatif, karena beberapa ceritanya cukup "wah", seperti the boarding school, dan lilith. hhh......

akhirnya, ada pandangan dalam pikiran saya tentang anais nin yang justru bukannya mengecapnya sebagai sosok yang cabul: kedewasaan dan extraordinary. mungkin inilah proses pembelajaran bagi saya untuk menarik makna dari sebuah literatur untuk dapat menilai ada 'lesson of life' apa dibalik segala hal,

bahkan dari sesuatu yang berbau pornografi.


so..anais nin, what are you?

qualified fiction

fiksi dan imajinasi sangat berhubungan erat.
kamu harus dapat mempercayakan hasil penulisan kamu pada kekuatan imajinasi yang ada di pikiranmu. buat orang yang masih menganggap remeh tulisan-tulisan fiksi hanya karena tulisan tersebut hanyalah bersifat karangan, wah....tentu saja itu hanya pikiran dangkal. menulis fiksi tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. namun, bagi sebagian orang, menulis fiksi lebih menyenangkan, terlebih lagi orang tersebut adalah tipe pengkhayal tingkat tinggi (seperti saya, hahaha). sekarang pertanyaannya, bagaimana kita dapat membuat tulisan fiksi yang berkualitas?


sebagai contoh awal, kita dapat membubuhkan fakta dalam sebuah hasil karya fiksi. fakta dapat menjadi penunjang untuk menggali dan mengembangkan fiksi menjadi lebih luas. fiksi yang berkualitas biasanya dapat memberikan kamu inspirasi dan pengetahuan yang baru. para penulis biasanya mengembangkan hasil karya fiksi mereka dari inspirasi-inspirasi yang didapat dari hal-hal kecil di sekitar mereka. belajar mengkritisi fakta-fakta kecil yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari kita sangat membantu kita untuk dapat mengembangkan imajinasi kita dalam menghasilkan sebuah hasil karya fiksi.
jadi, giat-giatlah menjadi seorang analyzer dan visionary person jika anda ingin membuat karya tulisan fiction yang qualified.

Sunday, February 17, 2008

panji, just the way it is........

what do you expect from your own guy in your relationship?

The answer is : I just........don't know.
I mean, he's not romantic kinda guy, NOT that I like a guy who give me flowers.
He's not a perfect eligible guy, NOT that i expect him to be that kinda guy.
So he's imperfect, but who doesn't?
We hit more than half year, and there were times when i thought that maybe he doesn't realize i'd take this hard. There were times when i thought that what he really wants for our relationship is just a companion. We're far from the '' valentine's couple '', nope. way too far from romantic, hahaha.
But guess what?
we never create ''moments'', but it's there, lot of moments happened naturally, even for ridiculous one that makes me never be able to forget. I knew i can love him just from his silly or stupid things. He never impressed me by giving any romantic songs he made by himself or asking me for candle light dinner. But.......he can fight for me, fight for my pride, protect me whenever i need him, care for me, love me with his own simply way,
convince me that with his imperfectness,
he can be perfect for me.