Friday, August 27, 2010

Sejarah Yang Mendominasi.

Entah mimpi atau bukan, suatu ketika saya ingat momen dimana saya dilahirkan. Didominasi warna hijau, saat itu saya menjadi penonton sebuah kejadian paling penting dalam kehidupan saya sendiri. Dengan tangis yang memecah ruangan, kedua kaki mungil yang dipegang oleh pak dokter, lalu ayah saya yang berada di samping saya, saya disana. Hanya itu kejadian yang terekam, walaupun setitik ingatan itu merupakan sesuatu yang menurut saya luar biasa, karena tidak semua orang dapat mengingatnya.

Peristiwa kelahiran seseorang hanyalah contoh secuil bagian sejarah si empunya kenangan. Dengan sederhana orang-orang lebih menyebutnya masa lalu. Seorang penulis pernah berkata, setiap orang dari kita didominasi oleh suatu sejarah, dan untuk beberapa orang masih merasa bahwa sejarah seakan terlalu mengontrol siapa mereka hari ini, dan mempengaruhi pembentukan identitas mereka saat ini. Sejarah menurut mereka, telah menjadi juara bertahan sebuah originalitas. Dari pemikiran hingga tindakan.

Tidak ada yang menyuruh kita untuk melupakan sejarah, bahkan Tuhan pun tidak pernah menyuruh kita untuk lupa akan masa lalu kita, toh semua orang tidak dilahirkan amnesia. Tapi kecenderungan orang untuk menjadi ketergantungan terhadap sejarah lah yang terkadang membuat orang-orang tersebut sulit untuk maju. Ketakutan karma, kepercayaan terhadap mitos (dimana mitos sendiri sebenarnya bisa jadi masa lalu yang tidak memiliki rentang waktu), carut yang terus kita raba, yang akhirnya membuat seseorang kembali mengulangi kesalahan yang sama dan seakan berlari dalam sebuah lintasan yang berbentuk lingkaran. kembali lagi dan lagi.

Those, who cannot forget the past are condemned to repeat it.

We want to live, to be here, now. Sebuah hasrat yang melampau masa lalu, melawan waktu. Tidak ada yang namanya "Sejarah Baru", karena sejarah adalah sesuatu yang terbentuk dari masa lalu, bagian mana barunya?

Sejarah adalah sejarah. Sejarah dapat merekam momen-momen yang berharga. Dan tidak perlu mengagung-agungkan sebuah sejarah hingga kita selalu mencuri originalitasnya. Selalu tanamkan ini dalam hati: Present, i feel and exist, forever. Againts the the clocks, moving forward.

2 comments:

dimasario said...

Maka saat ini, mari mencetak sejarah untuk dapat dikenang dengan indah di masa depan.:)

gilang said...

mari kita berlalu dari sejarah